Minggu, 25 November 2012

Tentang Dia (PROLOG)

PROLOG

Aku tak tahu sejak kapan aku mulai memikirkan dia. Sepertinya sudah sangat lama. Padahal aku bertemu dengannya 3 bulan yang lalu secara tidak sengaja.

#3 bulan yang lalu

“Hai cantiik…sendirian aja nih?”
Aku mengacuhkan sapaan itu karena aku memang tidak kenal laki2 itu.
“Sombong sekali sih kamu??” Laki-laki itu mulai berteriak agak marah.

Aku bingung, apa salahku? Karena aku tak mengenalnya, wajar saja kalau aku tak membalas sapanya yang agak menggoda dan melecehkan itu.
Tiba-tiba dia datang, duduk disebelahku.

“Si cantik ini istriku, kamu mau apa? Ganggu dia?” katanya pada laki-laki itu.

Lebih bingung lagi aku padanya. Ga kenal mengaku-ngaku suamiku. Sejak kapan aku menikah…hmm lucu juga dia, karena ingin menolongku mengaku-ngaku sebagai suamiku.
“Oo istrimu? Maaf pak yaa…saya piker dia belum menikah.”
“Jadi kalau dia ga bersamaku apa kamu suka menggoda dan melecehkannya?” ucapnya agak keras.
“Ehmm..ga juga sih. Saya hanya mau menyapanya karena dia cantik.” Kata laki-laki itu dengan wajah meringis.
“Salah kalau punya wajah cantik? Sudah sana pergi jangan ganggu istriku.”

Lalu laki-laki itu pergi dari sana. Aku menarik nafas lega. Syukurlah ada dia. Aku sempat kuatir karena laki-laki tadi seperti preman. Dan awalnya kuatir kalau mereka akan berkelahi karena aku.

“Terima kasih ya.” Ujarku padanya
“Sama-sama. Kamu memang terlalu cantik untuk sendirian.” Dia tersenyum.
Dia duduk disebelahku dan memesan makanan serta minuman.
“Boleh kenalan?” “Ernest.” Katanya sambil mengulurkan tangan kanannya.

Aku melihat kearahnya. Baru aku sadari wajahnya lumayan tampan juga. Hidungnya mancung, matanya sedikit sipit. Kulitnya kecoklatan tetapi bersih. Dengan kumis tipis seperti habis bercukur. Dan senyumnya indah sekali. Saat dia tertawa aku melihat giginya putih tertata rapi. Aku terkesima sesaat.

“Halo, kog malah bengong. Boleh tau nama kamu?”
“Oo iya…Kezia. Panggil aja aku kei.” Jawabku sedikit kaget.
“Bener juga ya kamu itu cantik…ga salah laki-laki juga, kalau kamu sendirian mungkin banyak yang godain.” Katanya sambil menatapku dengan senyum indahnya dan matanya yang menyipit.



>> bersambung ke Tentang Dia (1) <<


Tidak ada komentar:

Posting Komentar