Senin, 18 Maret 2013

Be With You


"Mami aku mau beli sepatu nyala donk kaya punya Boy."


"Iya nanti ya mami beliin, tapi ga sekarang, mami lagi ga punya dana lebih sayang." Ucapku sambil mengelus sayang rambut putra sewayangku.

Matanya yang bening memandang sendu kearahku.

"Mau sekarang, sekarang." Katanya lalu merajuk.

Kutarik nafasku pelan namun berat. Aku tak tega melihatnya, tapi sungguh tak ada lagi sisa uang didompetku. Hasil jahitan kemarin hanya bersisa 30 ribu rupiah dan itu tak akan mungkin cukup membeli sepasang sepatu yang dia inginkan.

"Cukup Bobby...mami tau kamu mau sepatu, tapi ga sekarang. Mami lagi ga ada uang. Kamu ngerti ga sih?" Ucapku agak keras padanya.

Bulir-bulir airmata jatuh dari pelupuk matanya yang mungil. Trenyuh aku.

'Andai kamu ada, mungkin aku tak sesusah ini mengurus Bobby dan menghidupi kami berdua.'

Aku turut menangis sambil memeluk Bobby. Tak kuasa melihatnya bersedih. Andai penghasilanku lebih besar. Sebagai seorang wanita tanpa suami yang hanya punya keahlian menjahit dan memasak, penghasilanku kadang tak menentu. Kalau banyak orderan banyak pula uang yang masuk. Tapi kadang itu hanya cukup untuk bayar keperluan sekolah Bobby dan kebutuhan rumah tangga sehari-hari.

"Nanti ya, kalau ibu Linda bayar jahitan, mami beliin Bobby sepatunya."

Kepala mungilnya mengangguk dalam pelukanku.

***
Aku menatap senyum Bobby yang begitu bahagia mendapat sepasang sepatu baru yang bisa nyala.

Langkahnya ringan dan tawanya tak pernah lenyap dari telingaku.

"Bobby pelan-pelan, jangan lari-lari sayang." Ujarku memanggilnya. Dia berjalan sambil menenteng tas berisi sepatu itu, terlepas dari gandenganku.

Kami keluar toko dan berada ditrotoar sedang Bobby sudah berlari kecil meninggalkanku.

"Bobby jangan lari, mami ga bisa ngikutin kamu."

Tiba-tiba....braaakk....
Bungkusan sepatu Bobby terlempar keatas dan akhirnya jatuh berhamburan.

Aku melihat Bobby terjatuh duduk ditrotoar dan sepatunya berantakan keluar dari kotaknya.

Dan seorang laki-laki bersama dengan seorang wanita dibelakangnya melihat Bobby. Laki-laki itu berjongkok sedang berbicara pada Bobby.

"Bobby...kamu ga papa sayang?" Teriakku pada bobby.

Bobby menoleh kearahku demikian juga laki-laki yang berjongkok didepannya dan wanita itu bersamaan.

Mata kami bertatapan, tepatnya aku terpaku pada laki-laki itu. Irwan....

"Mamiii...." Teriak Bobby padaku seraya bangun dan setengah berlari menghampiriku.

Laki-laki itu terpana...menatap aku dan Bobby. Lalu dia menunduk membereskan sepatu yang berserakan dan memasukkan lagi kedalam kotak lalu plastiknya. Dia bangkit. Menyerahkan itu padaku.

"Terimakasih." Ucapku tanpa kata lain sambil berlalu menarik Bobby pergi.

Laki-laki itu hanya terdiam. Dan kulihat wanita yang bersamanya lalu menggamit tangannya seraya mereka berlalu berlawanan arah dari kami.

'Mas Irwan...ingatkah kamu padaku?? Bobby ini putramu mas' ucapku pilu hanya dalam hati sambil menahan bulir airmata agar tak mengalir di pipiku.

Aku berjanji, meski tanpa laki-laki itu, aku akan tetap kuat bertahan. Demi Bobby. Hanya bersama Bobby aku bisa bahagia. Pasti.

***END***

By Dewi JC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar